Stories merupakan salah satu fitur andalan Instagram yang bisa kamu manfaatkan untuk berinteraksi lebih aktif dengan audiens. Kamu pun bisa mengetahui keefektifan Stories di Instagram analytics.
Stories memiliki metrik tersendiri yang membedakannya dengan postingan di feed. Yuk, simak metrik-metrik yang terdapat di Stories melalui artikel ini!
Reach dan impressions adalah metrik yang bisa membantumu mengetahui jumlah audiens dari Stories. Lalu, apa perbedaan dari keduanya?
Reach adalah jumlah akun yang terpapar atau melihat Stories kamu. Jumlah reach dihitung secara unik, termasuk reach dari followers maupun non-followers. Kamu dapat melihat profil akun yang melihat Stories dengan melakukan swipe-up pada Stories yang sedang aktif.
Sementara itu, impressions adalah total tayangan Stories, termasuk yang melihat Stories lebih dari 1 kali. Apabila jumlah impressions lebih dari reach maka bisa dikatakan bahwa Stories kamu beresonansi dengan audiens. Audiens ingin melihat Stories kamu kembali untuk dibaca ulang.
Dalam hal ini, interaksi menghitung jumlah tindakan yang diambil audiens setelah melihat Stories. Interaksi stories yang terdapat di Instagram analytics dibagi menjadi 2 metrik, yaitu shares dan replies. Kamu bisa mengetahui jumlah interaksi yang kamu dapatkan pada bagian “Story Intercations”.
Metrik interaksi merupakan metrik yang perlu difokuskan jika objektif Instagram kamu saat ini adalah meningkatkan engagement. Untuk mencapai objektif tersebut, kamu dapat membuat story interaktif dengan bentuk diskusi ataupun menggunakan call to action berupa ajakan share dan reply.
Berbeda dengan interaksi, completion rate menunjukkan cara audiens bernavigasi ketika melihat Stories. Oleh karena itu, kamu dapat melihat jumlah taps backward, forward, next story, dan exit di Instagram analytics platform. Apa perbedaan dari macam-macam navigasi Stories ini?
Adanya stickers bisa kamu optimalkan untuk membuat Stories yang lebih interaktif dan berpotensi dilihat lebih banyak orang. Kamu bisa mencantumkan hashtag, stiker produk, hashtag, dan mention. Analisisnya pun bisa kamu ketahui langsung melalui jumlah ‘Sticker Taps’ di Instagram analytics.
Jumlah dari ‘Sticker Taps’ bisa kamu gunakan untuk menentukan apakah stiker yang kamu cantumkan diperlukan audiens atau tidak. Selain itu, untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan stiker pada jumlah reach Stories.
Selain efektif untuk meningkatkan engagement akun, Stories juga bisa kamu gunakan untuk meningkatkan jumlah kunjungan website atau toko online suatu bisnis. Caranya adalah dengan melihat jumlah ‘Link clicks’ yang terdapat pada Instagram analytics.
Namun, agar kamu dapat lebih memantau keakuratan traffic yang didapatkan melalui Stories, kamu perlu membuat UTM tracking. UTM tersebut dapat dibuat dengan memasukkan link yang ingin kamu bagikan di story ke UTM builder.
Setelah itu, salin URL yang sudah mengandung UTM ke Stories. Selanjutnya, pantaulah hasilnya menggunakan Google Analytics untuk mengetahui traffic website yang berasal dari Stories.
Demikianlah penjelasan mengenai Instagram Stories analytics yang bisa kamu gunakan sebagai panduan ketika mengevaluasi konten Stories. Selain itu, informasi ini perlu dipahami oleh kamu yang tertarik bekerja sebagai Social Media Specialist, karena kedepannya pekerjaanmu akan berhubungan erat dengan Instagram analytics job.
Untuk memudahkan pekerjaan tersebut, gunakanlah tools penunjang. Salah satunya, kamu bisa menggunakan Matamaya agar evaluasi strategi Instagram lebih optimal. Tertarik mencobanya? Coba demo produknya di sini!