Apakah kamu tahu bahwa meningkatkan brand awareness pada sekolah maupun universitas juga sama sulitnya seperti bisnis lainnya? Institusi pendidikan pun perlu menjaga perlu menjaga interaksi dan reputasi. Itulah salah satu alasan di balik pentingnya social media listening tools pada industri ini.
Apa Itu Social Media Listening Tools?
Tools yang dapat membantu brand, organisasi, dan institusi untuk memahami perbincangan di media sosial. Tidak hanya itu, tools ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi trend, mengamati kompetitor, dan mendapatkan insight audiens.
Dalam konteks institusi pendidikan dapat diartikan bahwa tools ini bisa menggali insight para siswa, calon siswa, dan alumni. Terkadang social media monitoring tools for parents juga perlu dilakukan. Meskipun mereka bukan end user, tapi kalangan orang tua juga turut aktif mempertimbangkan untuk memilih suatu institusi pendidikan.
Mengapa Institusi Pendidikan Perlu Memanfaatkan Social Media Listening Tools?
Berikut ini beberapa alasannya. Simak, yuk!
- Menjaga reputasi institusi
Menjaga reputasi bisa diawali dengan memantau percakapan maupun penyebutan mengenai institusi itu sendiri fakultas, staf, dan mahasiswa. Dengan melakukannya, keluhan atau berita negatif yang tertuju ke institusi tersebut dapat ditangani lebih cepat dan tepat.
Sebagai contoh, universitas A mendapat banyak komentar di media sosial atas kenaikan uang kuliah. Selanjutnya, universitas A perlu memantau terlebih dahulu jumlah serta konteks komentar tersebut agar dapat merespons dengan tepat sehingga reputasi yang positif bisa tetap terjaga.
- Meningkatkan brand awareness
Selain memantau mention dan percakapan, kamu juga bisa memanfaatkan social media listening tools untuk mengidentifikasi tren yang berkaitan dengan edukasi. Hal ini karena pengguna media sosial yang masih mengenyam pendidikan sangatlah banyak sehingga tren pun sering bermunculan.

Sejak munculnya TikTok, banyak panitia kegiatan pengenalan kampus dari berbagai universitas meminta para mahasiswa baru untuk mengunggah video perkenalannya di TikTok. Video-video ini pun berhasil meraih engagement tinggi. Bahkan, videonya sampai diunggah ulang di X dan mendapatkan engagement yang tinggi pula.
Dengan kesuksesan strategi ini bisa berdampak positif ke brand awareness karena membuat orang tertarik mengenal kampus tersebut. Selain itu, muncul pandangan bahwa kampus tersebut mengikuti perkembangan jaman dan tempat belajar yang asyik.
- Menemukan influencer
Dalam memanfaatkan social media monitoring for schools, kamu tidak perlu untuk memantau ke semua murid atau mahasiswa. Cukup fokus ke mahasiswa yang aktif memposting kegiatan belajar mereka di kampus atau sekolah.
Caranya dengan mengidentifikasi melalui hashtag ataupun mention yang ditujukan ke institusi. Umumnya, para pengguna media sosial yang masih bersekolah sering mencantumkan nama sekolah atau kampus mereka di bio. Kamu bisa memanfaatkan ini sebagai strategi influencer marketing untuk menjangkau audiens lebih luas dan membangun interaksi.

- Menjaga hubungan dengan alumni
Adanya komunitas alumni bisa berdampak positif bagi bisnis di industri pendidikan. Hal ini karena alumni sudah memiliki jaringan profesional di media sosial. Alumni dapat memberikan kredit ke sekolah dengan tawaran kerjasama.
Oleh karena itu, penting bagi sebuah institusi menjaga hubungan baik dengan para alumninya. Contohnya seperti yang dilakukan Harvard yaitu aktif mengadakan reuni dan aktif berinteraksi di media sosial.

Lewat Media Apa Listening Bisa Dilakukan?
Untuk menemukan perbincangan tentang institusi tertentu akan sangat bergantung pada target audiens, dan visibilitas institusi. Namun, pada umumnya terdapat beberapa platform media sosial yang sering digunakan oleh pelajar atau mahasiswa. Platform tersebut adalah LinkedIn, Instagram, Twitter, dan TikTok.
Tanpa perlu memantaunya di masing-masing platform, sekarang kamu bisa memantaunya di satu tools sekaligus. Salah satu best social media listening tools yang dapat kamu gunakan adalah Matamaya.
Saat ini, Matamaya dapat mengumpulkan insight dari platform Twitter, Instagram, YouTube, dan Facebook. Apabila sebuah institusi aktif mengadakan activity atau campaign, camapign tersebut pun bisa turut dipantau.