Berbagai konten kiriman audiens atau user-generated content (UGC) mungkin akan membuatmu kesulitan dalam melakukan analisis. Pasalnya, konten ini sangat beragam mulai dari format, topik, hingga pesan yang audiens sampai sampaikan.
Namun sebagai seorang marketer, melakukan content analysis pada UGC tetap perlu dilakukan agar mengetahui umpan balik audiens, baik positif atau negatif. Pada artikel ini akan diulas mengenai content analysis benefits serta cara melakukannya. Yuk, disimak!
3 Content Analysis Benefits
Content analysis pada media sosial dapat digunakan untuk mengetahui tujuan, pesan, dan efek dari konten media sosial. Informasi ini dapat dimanfaatkan oleh kreator atau pun digital marketer. Berikut ini manfaat dari content analysis:
- Mengukur keefektifan komunikasi
Dalam melakukan content analysis, kamu tidak hanya perlu menghitung kuantitas postingan. Keefektifan komunikasi merupakan salah satu hal yang perlu kamu perhatikan.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik strategi komunikasi saat ini dan menginformasikan kampanye harus dirancang di masa depan. Kamu bisa mengukur keefektifan dengan melihat cara audiens menanggapi pesan yang kamu sampaikan dalam kolom komentar.
- Membuat konten yang lebih relevan
Dengan content analysis, kamu dapat mengetahui topik yang sedang hangat dibicarakan di media sosial saat ini. Untuk mengidentifikasi tren, kamu bisa memanfaatkan fitur ‘Trending Topic’ di Twitter atau pun Google Trend.
Lalu, lihatlah topik serta pesan yang mendapat reaksi terbanyak dari audiens. Kamu bisa mengembangkannya menjadi sebuah konten baru, tapi tetap sesuai brand message kamu.
- Mengetahui minat audiens
Dalam pembuatan sebuah konten, pastilah seorang kreator akan selalu menyisipkan brand message ataupun unique selling point produk mereka. Satu pesan ini dapat disampaikan dengan cara komunikasi serta format yang berbeda.
Audiens bisa saja lebih menyenangi format konten video dibanding teks, begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, kamu perlu melakukan content analysis agar selalu mengetahui cara komunikasi yang efektif.
2 Macam Content Analysis Approach
Menurut seorang ahli di bidang content marketing, content analysis approach dapat dilakukan dengan dua cara yaitu konseptual dan relasional. Pendekatan ini bisa kamu terapkan untuk menganalisis user-generated content (UGC).
- Analisis konseptual
Analisis ini menitikberatkan pada frekuensi kata atau frasa yang muncul di media sosial. Misalnya, kamu ingin mencari tahu antusias audiens dengan produkmu melalui postingan yang mereka buat. Kamu dapat menentukan berapa kali kata-kata seperti suka, senang, bagus, lucu, dan kata lain yang serupa muncul dalam postingan mereka.
- Analisis relasional
Analisis relasional lebih mengacu untuk mencari tahu hubungan topik dalam berbagai pesan. Cara menganalisisnya adalah berkebalikan dari analisis konseptual.
Misalnya, ketika kamu menemukan kata-kata seperti suka, senang, dan bagus dalam postingan audiens, kamu perlu membuat kesimpulan dari kata yang berbeda-beda tersebut. Kamu bisa menyimpulkan bahwa audiens antusias atau menyukai produkmu.
Cara Melakukan Content Analysis Pada UGC Secara Mudah
Ketika melakukan content analysis, tak terkecuali pada UGC, pasti tidak lepas dari hasil konten dengan performa terbaik maupun tidak. Kamu dapat menggabungkan beberapa teknik demi mengetahui informasi performa tersebut.
Seperti halnya, ketika melakukan content analysis basics secara kuantitatif maka metrik yang perlu diukur yaitu likes, komentar, dan share. Kemudian, menganalisis kembali dari segi penyampaian pesan dari konten tersebut untuk mengetahui performanya secara kualitatif.
Selain itu, kamu bisa menggunakan pendekatan secara konseptual maupun relasional agar hasilnya lebih komprehensif. Untuk memudahkan content analysis pada UGC, kamu dapat menggunakan fitur ‘Activity’ di Matamaya.
Pada fitur ini, kamu dapat audiens yang sering mengirimkan konten tentangmu dan melihat engagement konten tersebut. Setelah itu, kamu dapat menyimpulkan pesan dari berbagai konten kiriman audiens.
