Apakah kamu pernah frustasi melihat performa konten yang terus menurun di Instagram analytics app? Kamu tidak sendiri. Di luar sana para kreator dan digital marketer juga merasakan hal yang serupa.
Salah satu penyebabnya adalah algoritma Instagram yang terus-menerus mengalami perubahan. Oleh karena itu, mereka mencari tahu informasi tentang algoritma Instagram agar bisa membuat strategi yang baru.
Tentunya, kabar ini juga sampai ke telinga CEO Instagram, Adam Mosseri. Melalui artikel dan konten Instagram terbarunya, Moserri menjelaskan lebih lanjut tentang algoritma Instagram. Informasi ini bisa kamu manfaatkan pula untuk meningkatkan performa Instagram analytics.
Banyak yang mengira bahwa Instagram memiliki algoritma tunggal atau bekerja berdasarkan Instagram analytics. Namun, faktanya Instagram memiliki bermacam-macam algoritma, loh!
Mosseri, menjelaskan bahwa Instagram menggunakan beragam algoritma, melakukan klasifikasi, dan memproses setiap data berdasarkan pola penggunaan penggunanya. Hal ini mempermudah Instagram untuk menciptakan personalisasi yang lebih baik.
Berbagai fitur Instagram seperti Feed, Stories, Explore, Reels, dan Search pun menggunakan algoritmanya masing-masing. Yuk, simak sampai habis agar tahu lebih dalam mengenai algoritma Instagram berdasarkan jenis kontennya!
Feed adalah salah satu wadah bagi Instagram untuk mengoptimalkan personalisasi bagi para penggunanya. Kamu dapat melihat postingan mulai dari teman, keluarga, akun lain yang topiknya kamu senangi dan ikuti, hingga yang kamu tidak ikuti sekalipun.
Adapun faktor yang menjadi prioritas urutan postingan di Feed adalah sebagai berikut:
Jika dilihat dari jenis interaksi, interaksi berupa like, comment, share, tap profile, atau time spent jadi faktor utama urutan postingan di Feed. Bagi para kreator, mereka dapat melihat jumlah interaksi ini di Instagram analytics desktop atau mobile.
Algoritma Stories biasanya memprioritaskan konten dari akun yang paling sering berinteraksi denganmu, daripada akun lainnya. Selain itu, terdapat beberapa hal lain yang mempengaruhi urutan Stories:
Adapun interaksi yang utama dalam Stories meliputi like, reply, DM, dan tap ke Stories selanjutnya. Jika kamu penasaran dengan jumlah orang yang berhenti melanjutkan Stories atau pun terus mengikuti, kamu dapat mengeceknya langsung di insight Stories pada Instagram analytics.
Explore merupakan sarana bagi para kreator untuk menjangkau audiens yang tidak mengikuti mereka. Kreator dapat mengidentifikasi postingannya masuk Explore dengan melihat satu per satu konten mereka di Instagram analytics tools.
Bagi para pengguna lain juga dapat memanfaatkan Explore untuk mendapatkan rekomendasi konten yang mereka sukai. Like, comment, save, atau share merupakan metrik interaksi yang penting di Explore.
Berikut beberapa poin lain yang bisa menentukan sebuah postingan masuk ke dalam halaman Explore pengguna:
Algoritma Reels hampir sama dengan algoritma Explore yang mana mayoritas berasal dari akun yang belum kamu ikuti. Bedanya, Instagram juga memprediksi preferensi pengguna dari seberapa mungkin kamu menonton Reels sampai selesai atau menyukai audio yang digunakan.
Sama halnya dengan guideline yang berlaku di Explore maka berlaku juga di Reels. Sebaiknya, Reels yang beresolusi rendah, memiliki watermark dari aplikasi lain, dan tidak mengandung audio dapat kamu hindari.
Memiliki pemahaman yang baik tentang cara kerja Instagram akan dapat membantu kamu dalam membuat strategi komunikasi yang lebih tepat. Namun, kamu pun perlu dukungan Instagram analytics yang mampu menunjukkan performa konten yang berhasil maupun tidak.
Cara termudah melakukannya adalah menggunakan Instagram analytics tools seperti Matamaya. Matamaya memungkinkan kamu melacak hingga maksimal 24 bulan terakhir. Selain itu, kamu dapat mengunduh laporan Instagram analytics langsung ke dalam perangkatmu dalam format .PPT dan .XLXS. Yuk, coba Matamaya di sini untuk mengukur keberhasilanmu!